| Bijak Menambang , Stop Eksploitasi ! |
Di tulis Oleh : Bagus Edi Prayogo
Jurusan : Teknik Komputer & Jaringan
Siswa SMK Negeri 2 Temanggung
=======================================================================
Pendahuluan
Ucapan piji syukur kita senantiasa panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada semua umat manusia sehingga kebaikan alam sekitar kita dapat kita nikmati sampai saat ini . Syukur Alhamdullilah saya sendiri sebagai penulis mengucapkan rasa beribu syukur sehingga karya tulis ini dapat selesai tanpa kurang sedikit apapun . Selain syukur saya kepada Tuhan YME , saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung saya dalam pembuatan karya tulis ini . Seperti kita ketahui bersama , anugrah tuhan begitu besarnya untuk kita semua . Sebagai manusia sendiri , kita punya naluri untuk mengolah suatu benda yang belum bisa digunakan menjadi dapat dimanfaatkan . Salah satu contoh naluri itu adalah pertambangan , entah batubara , emas , timah , nikel , dan batu batu mulia lain-nya serta bahan yang dapat ditambang lain-nya . Dalam sejarah dunia , pertambangan mulai populer sejak adanya revolusi industri dimana pada waktu itu mesin diesel ditemukan dan bahan bakar batu bara sangat diperlukan sejak penemuan kereta api batu bara . jika kita pikir dalam bentuk penalaran , manusia mulai mengeksploitasi pada 200 tahun yang lalu diukur dari revolusi industri sampai sekarang lalu cobalah kita mengakumulasikan semuanya . Pastinya kita akan menemukan angka fantastis penggunaan bahan tambang khususnya batubara yang dipopulerkan sejak zaman itu . Banyak dari kita yang belum tahu menahu dan bahkan tidak ingin tahu dengan fenomena ini . Maka dari itu , mari kita bersama sama kampanyekan bahwa penggunaan barang tambang harus dikendalikan , bukan berarti kita tidak ingin memajukan tambang dan membatasi hasil tambang , tetapi kita juga meminimalisir polusi yang disebabkan oleh pertambangan meski mulai beberapa tahu terakhir , pertambangan yang bersifat Eco-Mine atau pertambangan berorientasi lingkungan mulai ditegakkan . Tapi bukan berarti solusi Eco-Mine adalah yang terbaik . Koita sebagai anak bangsa perlu menuangkan gagasan gagasan cerdas demi kelangsungan aktivias penduduk indonesia khususnya dalam bidang pertambangan .
I. Analisa Pertambangan di Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil alam . tak dapat dipungkiri juga , hasil tambang dari indonesia sangat menjanjikan dan berharga tinggi. Dengan letak Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa, Indonesia kaya akan keanekaragaman flora dan fauna dari jutaan tahun yang lalu. Melalui proses pemanasan dan tekanan tinggi, tumbuhan dan organisme purba tersebut berubah menjadi batubara, minyak bumi, dan gas alam yang kita gunakan sebagai bahan bakar fosil. Lihatlah , PT Freeport , Newmont , Chevron , dll adalah perusahaan pertambangan milik negara asing yang melebarkan sayap ke indonesia bahkan menetapkan indonesia sebagai basis produksinya karena saking melimpah-ruahnya sumber daya alam yang kita miliki. Tercatat hampir semua pulau besar di indonesia mempunyai potensi batu bara yang melimpah seperti Kalimantan , Sumatra , Jawa , Sulawesi , dan Papua.
II. Pertambangan Batu Bara
Jika kita berbicara pertambangan batu bara , tentu tak lepas dari kebergunaannya batu bara bagi bangsa ini . Dikutip dari Seminar yang dilakukan oleh Pesona Khatulistiwa Nusantara di Universitas Trisakti , batu bara adalah salah satu komoditas utama eskpor indonesia dengan prospek menjanjikan . Bagaimana tidak , sejak 2010 , 75% hasil tambang batubara selalu di-eskpor , dan sisanya yaitu 25% digunakan untuk keperluan dalam negeri . Di dalam seminar itu juga disebutkan rencana pertambangan indonesia tahun 2015-2019 yaitu menaikan target pertambangan yang sebelumnya hanya berkisar 25% untuk penggunaan domestik menjadi hampir 60% - 70% untuk penggunaan domestiknya (Survey RPJM) . Selain RPJM , Kementrian ESDM juga merilis survey bahwa pada tahun 2019 , penggunaan domestik batu bara menjadi 31% dari sebelumnya 21% dan sisanya adalah ekspor batu bara . Perlu kita sadari bersama , dari data yang dihimpun oleh Pesona Khatulistiwa Nusantara tadi menyebutkan bahwa kebutuhan akan batubara akan semakin naik dari tahun ke tahun . Apalagi pemerintah kita sekarang ini sedang gencara-gencarnya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mana untuk operasionalnya menggunkanan bahan bakar batu bara . Rencana tersebut sudah direncanakan oleh Kementrian ESDM yang mana pada 2019 nanti , PLTU ini akan memakai alokasi batu bara domestik terbanyak yaitu 119 juta ton dari 151 juta ton untuk alokasi domestik .
Adanya rencana pemerintah untuk menggunakan batu bara sebagai bahan utama PLTU bukan karena untuk keuntungan saja atau tanpa kajian yang mendasar , tetapi karena berdasarkan peta data sumber daya pertambangan yang ada , di Indonesia masih tersimpan jutaan bahkan miliaran ton batu bara sehingga penggunaan pada PLTU menurutnya sangat efektif . selain hal itu , pendirian PLTU sendiri adalah sebagai pemenuhan kebutuhan kelistrikan masyarakat yang semakin tinggi .
III. PLTU Dan Batubara
Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas . Kita yang tinggal di pulau jawa seharusnya bersyukur bisa mendapatkan pelayanan yang prima dari pemerintah , jika pelayanga yang kita dapat ini dibandingkan dengan daerah diluar pulau jawa seperti sumatra , Papua , Kalimantan , dan Lain-lain .
Dengan mulai adanya produksi PLTU , maka polusi akan semakin bertambah . Beberapa daerah di indonesia sudah terkenal dengan tingkat polusinya yang tinggi , jika ditambah dengan adanya PLTU , Pertambangan , Transportasi pabrik , maka tidak mungkin kita hindari bahwa akan segera menjadi negara dengan kerusakan lingkungan hidup yang sangat parah .
Jika kita sudah mengetahui masalah ini , maka pastinya yang akan dimunculkan di kepala kita adalah bagaimana membuat pertambangan menjadi “Ramah” lingkungan . Beberapa dari kita atau malah semuanya harus peka terhadap keadaan kita sekarang ini . bagi para pejabat sendiri , adanya evaluasi dan pengkajian yang mendalam perlu dilakukan sebelum menggunakan PLTU sebagai tenaga listrik di indonesia . Bagaimana prospek 5-10 tahun kedepan bagi penduduk indonesia , dari mulai dampak ekonomi , sosial , bencana , politik , lingkungan , serta pendidikan . Apakah itu bisa menbuat keuntungan yang baik bagi masyarakat ? apakah baik bagi alam ? kita yang melakukan kita yang menaggungnya . Pemerintah berencana untuk memasok tenaga listrik pulau pulau di indonesia dengan pembangunan PLTU di daerah kekurangan listrik . Sumatra, kalimantan dan Papua adalah salah satunya . Jika kita menerima adanya PLTU maka bersiaplah atas kemungkinan kemungkinan lain yang akan terjadi selain keuntungannya. Ada baiknya juga kita tidak menggunakan PLTU dan menggantinya menjadi PLTS (Surya) atau sumber tenaga linstrik ramah lingkungan lain .
IV. Pendidikan Pertambangan
Institusi Pendidikan pertambangan di Indonesia saat ini terdaftar sangat banyak , Pendidikan Univesitas menjadi yang terbanyak yaitu 26 universitas yang tersebar di seluruh penjuru indonesia dengan bidang studi teknik pertambangan . Salah satu diantaranya adalah universitas Trisakti dan Sriwijaya.
Teknik Pertambangan adalah salah satu disiplin ilmu keteknikan yang mencakup praktek, teori, sains, teknologi dan aplikasi dalam pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, dan pemanfaatan bahan galian (mineral). Teknik pertambangan juga mencakup pemrosesan mineral untuk meningkatkan nilai tambah. Ekstraksi mineral juga penting dalam masyarakat modern. Aktivitas penambangan seringkali menimbulkan gangguan lingkungan di dalam dan di sekitar area tambang. Insinyur pertambangan harus peduli terhadap mitigasi kerusakan lingkungan sebagai akibat dari produksi dan pemrosesan bahan tambang. ( dihimpun dari wikipedia.org)
V. Kerusakan Bukan Hal Yang Tidak Mungkin
Jika kita mencari informasi tentang kerusakan akibat pertambanga di internet , maka anda pasti tidak akan terkejut . Ya memang kita sudah biasa disuguhi informasi kerusakan alam sehingga kita makin lama makin acuh dan menganggap remeh . Tapi tahukah bahwa efek limbah pertambangan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia . Sumatera dan Kalimantan adalah salah satu contoh hasil kerusakannya . Disana air sungai sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia karena ertambangan yanga “nakal” . Tidak bisa kita bayangkan orang orang , tumbuhan , dan hewan yang hidup disana akan seperti apa . Atas dasar itu , mari kita rubah kebiasaan merusak dengan mencari inovasi baru .
VI. Solusi Ramah Lingkungan
Beberapa pertambangan saat ini memang sudah menerapkan pertambangan hijau . Untuk masalah proses pertambangan memang teknologi penambang belum bisa penuhi solusi ramah lingkungan , tapi dengan prosedur pembuangan limbah sisa pertambangan yang benar maka lingkungan akan tetap terjaga . Selain itu , Regenerasi tanaman yang mati di daerah tambang adalah hal penting berikutnya . Jangan sampai kita sebagai anak bangsa malah merusak bangsa kita sendiri . Pangkal dari semua itu adalah pendidikan pertambangan . Bila pendidikan pertambangan berjalan baik dengan tema perawatan lingkungan maka bukan tidak mungkin industri pertambangan hijau akan terasa sangant berguna dengan adanya inovasi inovasi dari para anak bangsa demi kelangsungan lingkungan Hidup.
VII. Simpulan
Sebagai manusia yang adil dan bijaksana , kita wajib melestarikan alam kita demi kehidupan anak cucu kita kelak nanti . Pemanfaatan memang perlu tetapi apa salah nya jika kita mengendalikan pemanfaatan itu . Tidak ada yang patut disalahkan dalam segala aspek pertambangan karena kita semua membutuhkannya . Cukup dengan bersyukur demi kecukupan maka semua akan baik baik saja . Bayangkan anak cucu kita kelak , apakah mereka masih bisa melihat rupa batubara , atau batu batu mulia ? tiada yang tahu di antara kita kecuali kita mulai dari sekarang merencanakan pertambangan yang berskala panjang dengan memperhatikan regenerasi bahan tambang dan ketersediaan di masyarakat . Ayo kita mulai , kalau bukan kita siapa lagi , kalau bukan sekarang kapan lagi ? .Terimakasih
VIII. Daftar Pustaka
- Teknik Pertambangan /Wikipedia.org
- Persentasi seminar PKN di Universitas Trisakti
0 comments:
Post a Comment